Selasa, 01 Juni 2010

Bleach 346 (Anime) - Espada yang Tak Masuk Akal (Espada Razonable)

-------------------------------------

Di taman sekolah...
"Inoue, siswa berbaju putih itu aneh ya!" kata Arisawa.
"Ah, mungkin dia murid VIP, Tatsuki, hahaha," canda Orihime.
"Nggak ada Ichigo, nggak seru ya, Orihime?" Orihime menoleh ke asal suara itu. Bukan Ichigo (karena Ichigo memanggil Orihime dengan panggilan Inoue), tetapi Ulqiorra, pelindungnya.
"Ulqiorra!" Orihime berdiri dan hendak memeluk Ulqiorra. Ulqiorra juga mengembangkan tangannya. *siap dipeluk, so cwiit* Tiba - tiba Orihime terdiam. Pipinya memerah. Ulqiorra juga. Mereka sama - sama menunduk.
"A, apa sih?" Arisawa jadi bingung.
Orihime menampakkan wajahnya, lalu memeluk... Eh?!
"Ishida! Syukurlah kau selamat!" kata Orihime memegang tangan Uryuu. *lalat pengganggu*
"Ya, Orihime. Aku melihatmu di danau," kata Uryuu dengan mata berkaca - kaca.
"Oi, Ulqiorra!" panggil Arisawa. "Lain kali, kalau jadi orang jangan geer dong!"
"Bi, biar saja!"

-------------------------------------

Di Las Noches, Aizen mengetahui bahwa Ulqiorra telah berreinkarnasi.
"Dasar gadis pengkhianat. Kau mau pertempuran? Akan kuberikan padamu dan juga Espada yang tak masuk akal itu."

To_Be_Continued...


Bagikan

Bleach 346 (Anime Version) - Espada yang Tak Masuk Akal (Razonable Espada)

Habis nonton Bleach 345, punya ide buat me'miring'kan alur ceritanya. *nakal ih*
Ngomong - ngomong, baru kepikiran bikin ini pas nonton tari perutnya Trio Macan di Hip Hip Hura (SCTV). Nggak tau napa, kebetulan gue *hah* iseng nyoba tari perut, terus bisa! Rasanya kayak ada gempa di dalem perut...
Selamat membaca ♥ ^_~

-------------------------------------

"Akhirnya tiba juga," kata Aizen.
Garganta mulai terbuka. Ichigo Kurosaki, Uryuu Ishida dan Sado Yasutora (Chad) sampai di Hueco Mundo.
"Aku capek! Aku dan Sado sudah berlari menyusuri roh!" kata Ichigo lemas.
"A, aku juga," Sado membenarkan perkataan Ichigo. Uryuu cemberut.
"Kalian ini. Mau menolong Orihime tidak?!" bentak Uryuu. Ichigo dan Sado tersentak kaget.
"Ya... Ya..!" jawab kedua cowok itu. Uryuu tersenyum misterius.
"Heh, rupanya kalian ini... Menyukai Orihime."
"Hah?!" Ichigo terkejut.
"Aku seperti saudara bagi Inoue. Kami banyak bercerita tentangmu, Ichigo."
"Heeh? Cerita tentang apa?" Ichigo mau tahu. Uryuu mati - matian menahan tawa.
"Soal kalau dia ingin membantu orang yang disukainya, soal kalau 'Ichigo' tidak menyadari perasaan Inoue... Banyak deh!" cerita Sado berseri - seri. Yang menjadi pendengar malah terduduk lemas.
"Aku... Tidak menyadari perasaan Inoue?"
"Kita nggak punya banyak waktu," kata Uryuu memotong pembicaraan. Mereka bangkit dan berlari menuju Las Noches.

-------------------------------------

Tok, tok, tok! Pintu penjara Orihime diketuk.
"Apakah itu Arrancar?" tanya Orihime.
"Ya, Orihime."
Suara lembut namun dingin itu dengan mudah dikenali Orihime. Siapa lagi kalau bukan Ulqiorra Schiffer. (en: Ulquiorra Cifer)
Clek! Gembok dilepas, pintu dibuka. Tampaklah Ulqiorra dan nampan berisi makanan dan minuman. Orihime meraih nampan itu.
"Kalau makan dua porsi bisa kekenyangan. Apakah Ulqiorra Schiffer mau makan bersamaku?" kata Orihime pelan.
"Panggil aku Ulqiorra saja sudah cukup."
"Maaf, Ulqiorra-Kun!"
"Tuan Aizen juga sudah menyetujui hubungan kita," kata Ulqiorra. Suaranya hampir hilang. Pipinya memerah.
"Eh, maaf, soal itu..."
"Hum?"
"Eh, nggak."
"Ada... Yang mau kutanyakan."
"Apa?" tanya Orihime.
"Seperti apa perasaan manusia itu?"
Orihime tersentak.
"Saat tiba waktunya, akan kuberitahu."
Orihime memegang tangan Ulqiorra. Kemudian matanya terbelalak.
"Tanganmu... Kenapa...?"
"Hanya luka dari serangan Grimmjow. Dia tiba - tiba menyerangku karena menginginkan posisi Espada keempat." Orihime menggertakkan giginya, lalu berdiri dengan kesal sambil berteriak, "Kurang ajar kau Grimmjow Jegaerjaques!!!"
"O, Orihime....!!" Ulqiorra terlambat. Orihime sudah pergi dari kamar sekapannya.

-------------------------------------

Ichigo, Uryuu, dan Sado sampai di Las Noches. Sekilas Uryuu melihat Orihime berlari dari arah ruang penyekap.
"Orihime..?"

-------------------------------------

Di lain tempat, Orihime sampai di ruangan Grimmjow.
"Keterlaluan kamu, Grimmjow Jegaerjaques! Seenaknya saja kamu menyerang temanmu sendiri!!" bentak Orihime. Grimmjow tersenyum, lalu berkata, "Jangan macam - macam denganku..!"
"Aku tidak takut!" Orihime mengeluarkan Zanpakutounya, Shun Shun Rikka (yang sebelumnya telah dikonversi terlebih dahulu ke bentuk Zanpakutou saat di Soul Society oleh Nemu Kurotsuchi), dan dengan secepat kilat melukai wajah dan dada Grimmjow.
"Uakh!"
Plok! Plok! Plok! Seseorang bertepuk tangan. Dialah Aizen Sousuke.
"Pertunjukan yang bagus. Sayang, aku tak bisa melihatnya lebih lama."
"Tuan Aizen," panggil Halibel. "Bisakah tuan memberikan pakaian baru pada Inoue? Pakaiannya sudah kotor."
"Oh, baiklah. Ulqiorra!" Aizen memanggil Ulqiorra.
"Ya, tuan."
"Tolong temani Inoue ke danau di Hueco Mundo. Suruh dia memakai pakaian Arrancar."
Glek!

-------------------------------------

"Kita sudah sampai," kata Ulqiorra.
"T, terima kasih..." jawab Orihime. "Sebenarnya, apakah Quincy, Espada, Shinigami dan Arrancar adalah manusia?" tanya Orihime.
"Menjadi manusia adalah kenangan masa lalu para roh. Hanya kenangan. Aku tak bisa dan tak mau mengingatnya lagi."
"Kumohon, Ulqiorra!!" Seru Orihime. "Selama ini, walau aku berada di pihak yang tak kuinginkan, kau selalu melindungi dan menjagaku! Kumohon, Ulqiorra!"
"Soal apa?" tanya Ulqiorra.
"Ber..reinkarnasilah!!!" jawab Orihime sambil menitikkan air mata.
"Aku akan mengecewakan Tuan Aizen kalau begini..."
CRAK!

Zanpakutou Orihime menusuk tubuh Ulqiorra. Mulutnya mengeluarkan darah.
"Hanya inilah yang dapat kulakukan." Orihime tersenyum puas. Kemudian dia mengenakan pakaian Arrancar, lalu melepas gelang pemberian Ulqiorra dan menggunakan Garganta.

Bagikan

Minggu, 30 Mei 2010

Permen yang Gratis [3]

"Guntingnya pasti besar dan kuat."
Aku membuka lemari. Memang benar, senar piano serta penggulungnya ada disitu.
Segera kugunakan sarung tangan bersegel spesialku, lalu kuambil senar piano itu.
"Aku harus cepat.....!!" Baru saja bilang begitu, aku tersandung seperti halnya Rii.
"Huwa!"
BRUK.
Sarung tangan bersegel itu mengenai meja. Dampaknya? Spesial juga. Meja jadi penyet seperti ditindih bola beton.
"Siapa sih, yang naro paku di sini....!!!!!!!?" Aku memungut paku yang tertancap di lantai dengan mudah jika memakai sarung tangan bersegel istimewa itu.
Aku memakai sepatu-transformasiku, lalu berlari secepat kilat. Aku hanya membutuhkan 25% waktu yang kubutuhkan jika dengan sepatu biasa.

"Hoi, lama sekali?" tanya Dio.
"Polisi sudah datang," kata Via.
"Ini," aku menjawab singkat sambil menyodorkan paku dan senar piano.
"Senar piano?!" Via kaget.
"Kau langsung tahu ya, Vi," aku memuji Via. Yang dipuji malah senyum - senyum sendiri.
"Nah, kali ini, biar aku yang cerita!" tukas Anisa.
"Oke, oke," kata Pak Rahman tersenyum *polisi lho*

Pelaku memasang paku di depan dapur. Kemudian mengaitkan senar piano di dua lemari dan paku. Lemari yang satu berada di bawah dan lemari lain berada di atas. Tetapi, sinar yang dikaitkan di lemari bawah tidak diikat kuat. Pada ujung senar yang lain, telah digantung sebuah pemukul.

"Apakah itu permen?!" tanya Dio. Dia berharap analisanya benar. Sayang, Anisa menggeleng.
"Kemungkinan terbuat dari dry ice. Sehingga dalam waktu sekejap bukti tentang pemukul bisa dihilangkan."
"Itu berarti dia dari stand es krim??" tanya Alfia.
"Tidak harus," jawab Anisa. "Semua orang juga bisa melakukannya. Ini trik yang *terlalu* sederhana sih."
"Ooh..........." para 'cake maker' manggut - manggut.
"Tapi, ada satu hal yang belum kuketahui!" kata Anisa. "Tidak ada penyekat ruangan antar stand kan'? Seharusnya tindakan kriminal *jiah, kritikus* seperti itu dapat dilihat banyak orang! Apalagi kejadiannya saat siang sebelum waktu makan siang!"
"Mungkin dia memakai es batu?" kata Emil.
"Tidak. Jejaknya hilang tiba - tiba. Es batu akan meleleh. Dry ice akan menguap dalam beberapa jam," jawab Anisa.
"Kalau disamarkan bagaimana?" tanyaku.
"Kalau disamarkan, bisa memakai dry ice, es batu, atau apapun, iya kan'," sambung Dio.
"Misalnya dry ice yang diberi krim softcake!" kata Bela bersemangat.
Dio: "Oi..................."
Alfia: "Tapi krimnya..!"
ウサギ: "Krimnya akan meninggalkan jejak kalau begitu!"
Anisa: "Hah?"
Emil: "Iya betul! Coba saja sendiri kalau nggak percaya."
Anisa: "Memang begitu?"
*tanpa jelas siapa pembicaranya....*
"Aku akan mencari tahu jejak krim itu!"
"Jangan!"
"Kenapa?"
"Soalnya, aku yakin cake itu takkan ditemukan!"
"Darimana kamu tahu??!"
"Ah, ituu....."
"Berarti pelakunya adalah Dorothy dong!! Dia kan' pandai membuat hiasan."
"Iya ya."
"Bukan dia. Kalian salah menunjuk dia."
"Pelakunya Aryo? Eh, bisa juga ya."
"Tapi, aku tak pernah dendam sedikitpun pada Rii!!!"
"Hubunganku dengan Kak Aryo seperti kakak dan adik."
"Ya."
"Tapi, ウサギ, bukankah tersangkanya ada diantara kedua orang itu?"
"Bisa ya, bisa tidak. Semua orang boleh melakukannya."
"Oi, Ingrid, kapan kamu mau belajar di luar kota sebagai pakar-penyiksa-mental?"
"Hehehe. Kalau sempat."
"Hei! Kok aku nggak tau siapa yang ngomong ya?!"
"Au' ah, gelap! Males mau nulis pembicaranya."
"Grrrrrrrr.........r!"
"Berarti pelakunya, tak ada disini?"
"Tidak mungkin!"
"Ufufufufufu. Sang pelaku pasti tenang kan', karena tak ada yang menuduhnya? Akan kubuat serius juga dia."
DEGG......!
"Aku bisa dengar detak jantungnya lhoooo......." *nari*
"Ups, lupa, foto kejadian ini dulu ah, buat dipost di Mim, Facebook sama Tumblr ah...."
TOINK!!!!!!
"Dasar GEEK!"
"Awa, sori."
"Pelakunya adalah Peach, karena saat waktu makan siang hanya dia yang berada di dapur milik Rii." Akhirnya aku memberitahu siapa pelakunya. *Puyeng debat terus*
"!?"

Akhirnya Lala-Peach ditangkap karena berniat membunuh koki kesayangan Bu Direktur. Sebagai imbalan, kami boleh datang ke rumah permen kapan pun, dan, gratis!!

ウサギ: "Kurasa aku cuma mau makan cemplon doang."
Anisa: "Aku mau coklat!"
Alfia: "Roti melon keknya sudah cukup..."
Via: "Kalau aku, sandwich!"
Bela: "Semuaaanya!"
Emil: "Aku suka woodchoconya. Ada efek mint."
Dio: "Mbo, cuma nganter saja...."





Oi! Ceritanya mengambil unsur unsur dalam anime Case Closed... :3
NB: Sebutan Cloud yang diberikan ウサギ kepada Emil berguna sebagai nama sandi.

Bagikan